Home » » I'tiqad Musyabihah atau Mujassimah

I'tiqad Musyabihah atau Mujassimah

BAB I
PENDAHULUAN
Kaum Musyabbihah atau Mujasimah ini berasal dari orang-orang yang menganut Mazhab Hambali, dan kaum Musyabihah juga di gelari sebagai kaum Musybih (Menyerupakan) karena mereka menyimpulkan Tuhan dengan Makhluknya.

Agar lebih memahami tentang Kaum Musyabihah selanjutnya di bahas dalam makalah yang penulis susun yaitu I’Tiqad kaum Musyabbihah atau Mujasimah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Ajaran Mujassimah/Musabbihah
Adapun keyakinan ataupun I’tiqad firqoh Mujassimah yaitu antara lain:
1.      Tuhan Allah bermuka dan Bertangan
Kaum Musyabbihah memfatwakan bahwa Tuhan Allah itu bermuka dan bertanga seperti manusia. Mereka mengemukakan dalil dari ayat Al-Qur’an yang berbunyi:
¨bÎ) šúïÏ%©!$# y7tRqãè΃$t6ム$yJ¯RÎ) šcqãè΃$t7ム©!$# ßtƒ «!$# s-öqsù öNÍkÉ÷ƒr& 4 `yJsù y]s3¯R $yJ¯RÎ*sù ß]ä3Ztƒ 4n?tã ¾ÏmÅ¡øÿtR ( ô`tBur 4nû÷rr& $yJÎ/ yyg»tã çmøn=tæ ©!$# ÏmÏ?÷sã|¡sù #·ô_r& $VJÏàtã ÇÊÉÈ

Artinya:
“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah[1396]. tangan Allah di atas tangan mereka[1397], Maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah Maka Allah akan memberinya pahala yang besar.” (Q.S. Al-Fath: 10).
Kaum Musyabbihah atau Mujassimah mengatakan bahwa dalam Ayat-ayat tersebut benar bahwa Tuhan mempunyai mukadan itulah yang kekal dan mempunyai tangan yang lebih tinggi dari tangan manusia. Kaum Musyabbihah atau Mutasabbihah digelari dengan sebutan kaum Musybih (menyerupakan) karena mereka menyerupakan Tuhan Allah itu dengan Makhluk-Nya. Mereka mengatakan bahwa Tuhan Allah bertangan, bermuka, berkaki, bertubuh seperti manusia.
Ada juga orang yang menamakan ini dengan “Kaum Mujassimah”, yakni kaum yang menumbuhkan, karena mereka menumbuhkan Tuhan, mengatakan Tuhan bertubuh yang terdiri dari darah, daging, bermuka, bertangan, berkaki, dan bahkan ada yang mengatakan juga bahwa Tuhan itu berkelamin laki-laki. Ada juga orang yang menamai mereka dengan sebutan Kaum Hasyawiyah.
Hasyawiyah artinya percakapan omong kosong, percakapan di luar batas, percakapan hina-dina. Jadi, mereka itu adalah “Kaum Omong Kosong”. Kebanyakan kaum Musyabihah atau Mujassimah ini berasal dari orang-orang yang menganut madzhab Hambali. Tetapi Imam Ahmad bin Hanbal tidak berkeyakinan dan tidak beri’tiqad sebagaimana mereka.  
B.     Tokoh-Tokoh Mutasyabbihah Dan Mujassimah
1.      Abu Abdillah bin Hamid bin Ali al-Bagdadi al-Waraq (meninggal 403 H)[1]
2.      Qadhi Abu Ja’la Muhammad bin Husein bin Khalaf bin Farra’ al-Hanbali (Meninggal 458H). Beliau ini banyak mengarang kitab Ushuluddin yang banyak memperkatakan tentang Tasybih.
Ada ulama islam mengatakan bahwa: “Aib yang dibuat Abu Ja’la ini tidak dapat dibersihkan dengan air sebanyak ari laut sekalipun.” Rupanya cacat fahamnya terlalu besar.
3.      Abu Hasan Ali bin Ubaidillah bin Nashar az-Zugwani al-Hanbali (meninggal 527 H).
Beliau ini pengarang sebuah buku dalam Ushuluddin yang bernama “al-Idah”, dimana banyak diterangkan soal tasybih dan tajsim.
Seorang ulama’ Islam dari Kaum Ahlussunah Waljama’ah bernama Jamaluddin Ibn Al-Jazi al-Hanbali (ini bukan Ibn Qaim al-Jauzi), telah mengarang sebuah kitab untuk menolak faham kaum Musyabbihah atau  Mujassimah ini diberi nama “Daf’u sybahidtasybih wal rad’alal Mujassimah” (Penolakan syubahat tasybih dan penentang kaum Mujassimah atau Musabbihah).
Kaum Musyabbihah atau Mujassimah mengartikan ayat-ayat ini menurut lahirnya saja. Kaum Ahlussunah Waljama’ah menolak faham ini, karena dalam ayat Al-Qur’an yang lain (Asy-Syura: 11) bahwasanya: “Tiada yang menyerupai Tuhan suatu juga”. Kalau ia bermuka dan bertangan maka serupalah dengan makhluk-Nya, yaitu manusia. Bunyi surat Asy-Syuura: 11) yaitu sebagai berikut:
ãÏÛ$sù ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 Ÿ@yèy_ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& $[_ºurør& z`ÏBur ÉO»yè÷RF{$# $[_ºurør& ( öNä.ätuõtƒ ÏmŠÏù 4 }§øŠs9 ¾ÏmÎ=÷WÏJx. Öäïx« ( uqèdur ßìŠÏJ¡¡9$# 玍ÅÁt7ø9$# ÇÊÊÈ

Artinya:
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat.” (Q.S. Asy-Syuura: 11).
a.       Tuhan Allah Duduk Bersela Diatas ‘Arsy
Kaum Musyabbihah atau Mujassimah berpendapat bahwa Tuhan itu duduk bersela diatas ‘Arsy. Seperti yang telah tercatat di dalam Kitab Suci Al-Qur’an yang berbunyi:
ß`»oH÷q§9$# n?tã ĸöyèø9$# 3uqtGó$# ÇÎÈ
Artinya: “ (yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy[913][2].”(Q.S. At-Thaaha: 5).
Mereka mengartikan perkataan “Istawa” dengan duduk bersela serupa selanya manusia dimuka bumi ini. Kaum Ahlussunah Waljama’ah mengartikan perkataan “Istawa” dengan menguasai atau memerintahi.
Jadi, arti ayat ini menurut Ahlussunah Waljama’ah berarti sebagai berikut: “Tuhan yang Rahman menguasai ‘Arsy”.

b.      Tuhan Diatas Langit
Kaum Mujasimah atau Kaum Musyabihah mengatakan bahwa tuhan Allah diatas, dilangit.

c.       Tuhan Allah bertubuh Seperti Nur
Kaum Musyabihah mengatakan bahwa Tuhan itu berubah seperti makhluk-Nya dan Tubuh-Nya itu berkilau serupa Nur, cahaya. I’tiqad kaum Musyabihah yang mengatakan bahwa Tuhan itu cahaya adalah sesat lagi menyesatkan, karena kalau Tuhan itu cahaya tentulah tak aka nada sing dan malam, karena Tuhan itu ada pada singa dan malam, dan bersama siang malam.[3]
Kaum Musyabbihah mengartikan ayat-ayat secara yang tersurat saja, tanpa memperhatikan yang bersirat dalam arti ayat-ayat itu. Inilah pangkal kesalahan kaum Musyabbihah atau Mujassimah.

BAB III
KESIMPULAN

Ada juga orang yang menamakan Kaum ini dengan “Kaum Mujassimah”, yakni kaum yang menumbuhkan, karena mereka menumbuhkan Tuhan, mengatakan Tuhan bertubuh yang terdiri dari darah, daging, bermuka, bertangan, berkaki, dan bahkan ada yang mengatakan juga bahwa Tuhan itu berkelamin laki-laki. Ada juga orang yang menamai mereka dengan sebutan Kaum Hasyawiyah. Kaum Musyabihah mengatakan bahwa Tuhan itu berubah seperti makhluk-Nya dan Tubuh-Nya itu berkilau serupa Nur, cahaya. I’tiqad kaum Musyabihah yang mengatakan bahwa Tuhan itu cahaya adalah sesat lagi menyesatkan, karena kalau Tuhan itu cahaya tentulah tak aka nada sing dan malam, karena Tuhan itu ada pada singa dan malam, dan bersama siang malam.
DAFTAR PUSTAKA
KH. Sirajuddin Abbas, I’tiqad Ahlussunah Waljama’ah, Cet. Ke 32 Pustaka Tarbiyah, Jakarta: 2006


[1] Kh. Sirajuddin Abbas I’tiqad Ahlussunah Waljamaah, Cet. Ke 32  Pustaka Tarbiyah. Jakarta: 2006
[2] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[3] Ibid,

Ditulis Oleh : Unknown ~Data Makalah

seocips.com Anda sedang membaca artikel berjudul I'tiqad Musyabihah atau Mujassimah yang ditulis oleh Data Makalah yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 19.48

0 komentar:

Posting Komentar